Rabu, 03 Juni 2020

Museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat , Berkunjung dan Belajar Budaya Minangkabau






Ketika berkunjung ke Provinsi Sumatera Barat, selain daya tarik wisata alam dan kulinernya provinsi ini juga mempunyai sejumlah objek wisata pendidikan dan kebudayaan yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Dari sekian banyak objek wisata pendidikan tersebut, Museum Adityawarman menjadi referensi utama yang wajib anda kunjungi.


Tepatnya tanggal 1 Agustus 2017, saya beserta istri berkunjung ke Museum Adityawarman Povinsi Sumatera Barat. Momen ini merupakan momen dimana saya untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di tanah Minang. Maklum lah karena istri merupakan keturunan asli Minangkabau sehingga merekomendasikan saya untuk berkunjung dan sekaligus belajar budaya Minangkabau di objek wisata pendidikan ini.

Museum ini merupakan salah satu museum terpenting yang mengangkat sejarah masyarakat Minangkabau dan peninggalan kebudayaan mereka sejak masa prasejarah hingga era modern. Disini kita dapat mengenal berbagai pernak-pernik kehidupan masyarakat Minang dari koleksi yang dimilikinya.

Lokasi 

Lokasi Museum Adityawarman

Museum Adityawarman terletak di Jalan Diponegoro No. 10 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Berdiri di tengah lahan seluas 2,6 hektar, museum dengan luas bangunan sekitar 2.855 meter persegi ini dibangun dengan mengambil inspirasi arsitektur dari rumah bagonjong atau rumah gadang yang merupakan ciri khas gaya arsitektur tradisional Minangkabau.
Rumah bagonjong sendiri merupakan rumah panggung dengan atap meniru bentuk seperti tanduk kerbau yang bertumpuk. Jumlah gonjong yang ada di atap museum ini sendiri berjumlah tujuh pucuk.

Sejarah Berdirinya 

Museum ini mulai dibangun pada tahun 1974, sebagai sebuah pusat pelestarian benda bersejarah yang meliputi cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai, dan secara umum cagar budaya Nusantara. Peresmiannya sendiri dilaksanakan pada 16 Maret 1977 oleh Mendikbud yang menjabat ketika itu, Prof. Dr. Sjarif Thayeb.
Pada tanggal 28 Mei 1979, museum ini secara resmi diberi nama 'Adityawarman'. Nama museum ini diambil dari nama salah satu raja yang pernah berkuasa di Minangkabau antara 1347-1375 M. Dalam tinjauan sejarah, Raja Adityawarman merupakan salah satu raja Minangkabau yang berasal dari trah kebangsawanan Majapahit.
Raja Adityawarman sendiri diperkirakan berkuasa pada era yang sama dengan periode sejarah saat Gajah Mada menjabat sebagai Mahapatih (1334-1364 M).

Koleksi Museum
Salah Satu Ruangan Koleksi Museum

Museum ini memiliki referensi peninggalan sejarah yang cukup beragam tentang berbagai aspek kebudayaan Minangkabau dan Sumatera Barat. Terdapat lebih dari 6000 koleksi peninggalan budaya, yang terbagi menjadi 10 kategori koleksi.
Kategori koleksi tersebut yaitu Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika /Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa  dan Teknologika.
Diantara koleksi tersebut terdapat koleksi jenis-jenis perhiasan tradisional, pernak-pernik busana, instrumen musik, replika sajian kuliner khas dalam berbagai upacara adat dan berbagai perkakas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Minangkabau .

Itulah sedikit pengalaman penulis selama berkunjung dan belajar budaya Minangkabau di Museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar